Sejarah Desa Japan
Dalam sejarah Desa Japan, banyak orang mengira asal usul nama ini karena adanya goa bekas gudang senjata dan persembunyian Jepang di Desa Japan, yang secara umum sering dikenal dengan nama Goa Jepang. Seperti di banyak tempat lain, keberadaan Goa Jepang tidak serta merta mengilhami penamaan sebuah tempat, melainkan hanya sebatas penyebutan sebuah kawasan atau area bangunan.
Jaman penjajahan Jepang masih terlalu muda, 1942 – 1945, tempat dimana dibangun atau diduduki Jepang pada umumnya adalah wilayah yang secara administrasi sudah bernama. Selanjutnya, masa pendudukan Jepang sangat singkat, dan berfokus ke penguasaan wilayah, dan belum sampai ke penguasaan ekonomi, apalagi budaya. Keberadaan Jepang belum terlalu berbaur dengan budaya Nusantara, yang pada waktu itu sudah sangat kuat dimanapun wilayah itu berada. Alasan yang ketiga, penyebutan Jepang dalam bahasa mereka tertulis Kanji, baik itu Katakana dan Hiragana kemudian terbaca Nipon atau Nihon, dan dalam pelafalan masyarakat lokal mempunyai fonansi Jepang. Penyebutan Japan sendiri adalah dalam tulisan Inggris, yang tidak berpengaruh terhadap Bahasa Nusantara dalam hal penyebutan pada masa itu.
Sejarah Desa Japan sendiri menurut penuturan beberapa tokoh masyarakat bermula pada masa penyebaran Islam oleh Raden Umar Said. Kemudian lebih dikenal dengan nama Sunan Muria, salah satu Walisanga yang menyebarkan Islam di wilayah Pegunungan Muria, Kudus, Jawa Tengah. Salah satunya adalah Sahari, tokoh masyarakat Desa Japan. Menelisik asal usul nama Japan, Sahari bercerita bahwa ia pernah di ceritakan oleh gurunya, yakni Kyai Ma’ruf, yang sekarang jejak Makamnya ada di Dusun Ceglik. Terdapat tokoh bernama Ki Ajar yang disegani karena mumpunyai kemampuan olah kanuragan diatas rata-rata.
Penamaan Japan sendiri merupakan cara Sunan Muria meng-islamkan wilayah tak bernama ini setelah perang keilmuan atau kesaktian dengan tokoh bernama Ki Ajar yang dimenangkan oleh sunan muria. Ki Ajar yang kalahpun pergi ke timur hingga sampai ke daerah tulumpang (kajar), ia kehabisan tenaga dan meninggal disana.
Setelah mengalahkan Ki Ajar, Sunan Muria ber-Japa (doa) dengan mengucapkan lafal syahadat al ula yakni asshadu alla ila haillallah yang kemudian wilayah atau daerah ini di kenal dengan Japan Wetan (dukuh di tengan Desa Japan) .
Kemudian sunan muria berjalan menanjak ke utara hingga di daerah yang rata, ia ber-japa lagi dengan mengucapkan lafal syahadat as tsani yakni wa anna muhammadan ar rasullallah yang kemudian wilayah atau daerah ini di kenal dengan Japan Lor (dukuh paling utara Desa Japan). Kata Japa ( doa ) atau Japa Mantra (mendoakan) inilah yang menjadi asal muasal nama Japan yang di kenal sekarang.
Pingback: Pendakian Argo Jembangan - Desa Wisata Japan
Pingback: Pemandangan Malam di Bukit Guyangan - Desa Wisata Japan