Desa Wisata Japan
Berkunjung ke Desa Wisata Japan merupakan sebuah pengalaman yang berbeda. Terletak di Desa Japan, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Propinsi Jawa Tengah, Desa Wisata Japan masuk dalam zona Muria. Jaraknya yang kurang dari 20 kilometer dari Kota Kudus merupakan salah satu alasan kenapa desa ini harus kita singgahi ketika melewati Jalur Lintas Jawa.
Persis di zona Puncak Pegunungan Muria, Japan mempunyai tingkat kesejukan udara yang jauh berbeda dengan kota-kota disekitarnya. Suhu rata-rata 23 derajat pada siang hari, karena memang Japan berada pada ketinggian 600 hingga 900 mdpl.
Desa Wisata Kudus Terbaik
Desa Wisata Japan secara resmi terbentuk dengan diterimanya SK dari Bupati Kudus HM. Hartopo pada Launching Desa Wisata Japan di Balai Desa Japan. Dibawah Pokdarwis Paridjotho, Desa Wisata Japan menjadi salah satu andalan Desa Wisata Kudus di zona Pegunungan Muria. Tak heran jika kemudian Japan mendapatkan predikat desa wisata Kudus terbaik, dan bahkan menjadi desa wisata atau destinasi terbaik Jawa Tengah.
Seperti pada umumnya pedesaan di Muria, Japan mempunyai banyak hal unik, baik itu dari kontur geografis pegunungan dengan iklim sejuk, kehidupan sosial budaya, perkebunan kopi, jeruk pamelo, dan alpukat, maupun dari sisi sejarah dan religi.
Sebagai salah satu desa tertinggi di Kudus, Japan menawarkan pemandangan hijau pegunungan, lembah, sungai jernih dengan air terjunnya, yang secara visual merata hampir di setiap titik.
Ada air terjun Monthel, Gender, kedhung Paso, yang bersumber dari Mata Air Tiga Rasa di Rejenu. Salah satu tempat yang juga menjadi destinasi religi dengan adanya Makam Syech Hasan Sadzali, salah satu tokoh penyebar Islam di Muria.
Mendampingi destinasi religi yang lain seperti petilasan Mbah Surogonjo dan juga Nyai Wandansari. Menjadi satu paket kunjungan tersendiri dengan Makam Sunan Muria yang berjarak hanya 1.5 Km dan bisa ditempuh kurang dari 10 menit. Rejenu juga menjadi pos pendakian menuju Puncak Argopiloso dan Argo Jembangan, salah satu puncak tertinggi di pegunungan Muria.
Geografis Muria
Pemandangan hijau Japan terbentuk dari ratusan hektar hutan tropis dengan keasrian yang masih terjaga di lingkaran luar perkampungan sampai dengan puncak-puncak pegunungan. Dibawahnya hamparan perkebunan kopi, yang hingga saat ini terkenal dengan Kopi Muria, dan sudah ada sejak jaman Belanda. Menjadi salah satu produk pokok penghidupan warga, tak heran jika kita bisa menemukan hampir di setiap rumah selalu ada pengolahan biji kopi.
Dari sekitar 317 Ha luas Japan, hampir sepertiganya adalah area perkebunan, dan didominasi oleh kopi. Menghasilkan lebih dari 200 ton per musim, disusul dengan hasil kebun lainnya seperti Pamelo, Alpukat, Cengkeh, dan lain-lain. Area terluas adalah di seputaran Guyangan Camping Ground hingga Mlalu.
Dengan kontur pegunungan dan material tanah merah, Japan tak pernah kekeringan. Hal ini juga didukung oleh pengairan dari beberapa sumber mata air di puncak, yang diedarkan hingga ke perkampungan. Selain sebagai pengairan lahan, dari mata air pegunungan juga dialirkan dengan pipa ke rumah-rumah warga untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Jernih, mengandung mineral tinggi, dan juga melimpah tak pernah kekurangan.
Menginap Di Desa Wisata Japan
Desa Wisata Japan juga terdapat beberapa homestay, yang hampir semua menyuguhkan pemandangan indah dengan keseharian pemilik rumah dengan nuansa sederhana nan ramah. Pengunjung bisa menginap sembari menikmati kegiatan pemilik rumah dalam bertani dan mengolah kopi, membuat kerajinan, maupun sekedar berpetualang menikmati kuliner khas Japan. Selain Jeruk Pamelo yang ada di setiap rumah dan bisa dinikmati kapan saja, olahan kuliner Japan juga unik. Pecel Pakis, sambel Pacar, Kulup Nayadhita, dan lain-lain. Tak lupa juga beberapa kedai kopi yang selain menawarkan olahan kopi Muria, pengunjung juga bisa mengikuti aneka kegiatan dari mulai memetik dan menjemur hingga menjadi green bean, sampai dengan memasak kopi hingga sampai bisa dinikmati.
Bulan Maret sampai September menjadi waktu terbaik untuk berkunjung di Desa Wisata Japan. Meski, diluar itu, waktu penghujan pun hamparan hijau dan aktifitas pertanian kebun tak kalah menarik untuk diekplorasi, karena hampir seluruh jalan desa sudah tersentuh aspal hotmix.
Musim kemarau memungkinkan kita untuk menjelajahi aliran sungai, air terjun, maupun naik ke puncak gunung. Atau bahkan hanya sekedar melihat sunset sembari camping menikmati pemandangan Kota Kudus di malam hari dari ketinggian. Juni dan Agustus kita bisa seharian mencium aroma wangi bunga kopi semerbak di seluruh pelosok desa. Suasana tenang dengan aromatheraphy dihembus angin sepoy diiringi ocehan burung Cucak, Podang dan lengkingan Elang Jawa yang semakin langka di ketinggian.
Akses Menuju Japan
Ada dua jalur akses menuju Desa Wisata Japan, dengan tipikal yang hampir sama. Jalan aspal hotmix naik turun berkelok khas pegunungan dengan kemiringan tanjakan 20 sampai 40 derajat. Sudut yang cukup menguras tenaga mesin kendaraan, namun terbayar dengan pemandangan indah kanan kiri jalan, lembah hijau dan puncak gunung di kejauhan.
Jalur timur melalui Pati – Gembong – Bageng, dengan tipe jalan kelas II, disarankan menggunakan kendaraan dengan besaran maksimal microbus atau elf/hiace. Untuk bigbus ada kesulitan di belokan maupun ketika sisipan. Jalan menanjak dengan pemandangan pertanian, mulai dari ubi, ganyong, dan lengkuas. Dataran sedang dengan pohon kapuk besar di kanan kiri, yang kapasnya jatuh beterbangan saat buahnya tua di bulan Agustus September. Seperti lorong menuju dunia fantasi dengan puncak pegunungan Muria menunggu di depan.
Sisi lain yang juga jalur utama melewati barat, Kudus Kota – Dawe – Colo. Merupakan jalan akses yang lebih besar, dan merupakan jalur pariwisata religi ziarah Sunan Muria. Biasa dilewati bigbus meski hanya sampai Terminal Colo. Akses lanjutan adalah jalan kelas II sepanjang 1.5km menuju Japan.
Di Desa Japan terdapat beberapa titik parkir, dengan titik terluas adalah di depan Sekretariat Pokdarwis dalam kawasan Balai Desa Japan.
Produk Wisata
Desa Wisata Japan merupakan salah satu desa tertinggi di Pegunungan Muria, sehingga kaya akan produk desa wisata. Menjadi desa tujuan wisata favorit baik itu di Kudus maupun di Jawa Tengah. Merupakan sebuah kawasan dengan banyak sekali melewati jaman, menjadi saksi sejarah peradaban Nusantara. Sebagai sebuah pemukiman yang dulunya merupakan pulau terpisah, yakni Pulau Muria, Japan memiliki keunikan yang khas, sedikit berbeda dengan budaya kehidupan masyarakat Jawa pada umumnya.
Komoditas Pertanian dan Perkebunan
Kondisi geografis di Pegunungan Muria menempatkan Japan sebagai desa agraris, dengan lahan hutan menjadi pola penghidupannya. Banyak komoditas dihasilkan, dengan berbagai macam tanaman yang tumbuh subur dan berkembang. Japan adalah surga bagi tanaman ketinggian, dan hasil buminya kemudian diolah serta dimanfaatkan sebagai salah satu produk andalan, yang berbeda dari banyak tempat di Jawa, di Nusantara. Komoditas pertanian pokok di Japan, meliputi tanaman keras, tanaman hutan, tanaman budidaya musiman dan tanaman non budidaya :
Destinasi di Desa Wisata Japan
Letak Desa Wisata Japan yang berada di Pegunungan Muria juga memberikan keuntungan. Kontur perbukitan yang menyatu dengan sungai dan lembah seakan paket anugerah lengkap dari Tuhan. Udara sejuk, pemandangan lapang, lembah hijau, air terjun, dan lain-lain, melengkapi pemandangan alam bak surga di Desa Japan.
Petilasan/Makam Syekh Andong
Atraksi Seni dan Budaya
Sejarah Muria yang masyarakatnya heterogen menciptakan interaksi positif, untuk kemudian bersama-sama membangun dan membentuk peradaban unik di pegunungan ini. Masyarakat penghuni lampau, Jawa daratan, pedagang daratan Asia maupun Timur Tengah, serta pendatang lain membawa ilmu dan keyakinan masing-masing ke Japan. Berasimilasi hingga membentuk sebuah budaya baru, yang unik dan otentik.
Produk Kerajinan
Beraneka`kerajinan dihasilkan dari tangan-tangan kreatif masyarakat Desa Japan. Aneka kerajinan ini semakin tumbuh dan berkembang ketika dibentuk Desa Wisata Japan, menjadi salah satu unggulan produk desa wisata. Beberapa karya seni dan kerajinan dari Desa Wisata Japan bahkan telah dikenal luas baik itu sebagai produk Kudus maupun sebagai produk wisata Jawa Tengah.
Biola Bambu
Miniatur Menara Kudus
Miniatur Biola
Gelas Kaca
Lampu Tidur
Batik
Aneka Produk Kuliner
Asimilasi budaya termasuk juga mempengaruhi kuliner di Japan. Resep dan selera dari berbagai macam penjuru membaur menjadi suguhan dengan citarasa khas Pegunungan Muria. Dipadu dengan aneka bahan baku yang melimpah, menghasilkan produk kuliner yang tidak hanya lezat, tapi juga berkhasiat dan mampu membawa nilai-nilai budaya luhur pedesaan.
Sambel Pacar
Urap Nayadita
Lodeh Lompong
Wedang Japan
Es Paijo
Kopi Tubruk Japan
Usaha Kecil dan Menengah
Dalam naungan Bumdes dan banyak lembaga di Desa Japan, produk UKM Japan berkembang dengan pesat. Terutama produk kemasan, baik dari hasil bumi lokal maupun olahan dengan paduan banyak bahan. Menjadi souvenir dan oleh-oleh wajib ketika berkunjung di Desa Wisata Japan.
Muraco Coffee
Barbar Coffee
Loso Coffee
Amerta Coffee
Nyampleng Coffee
Gahwa Coffe
Nagita Coffe
D’best Coffee
Narkopi Coffee
Tawang Coffee
D’two Coffee
AnarCoffee
Jembangan Coffee
Coffine Dewe
Japan Coffee
Kopi Ikat
Laten Coffee
Ndeso Coffee
Hanin Cookies
Al Kautsar
Burdah
Unggul Jaya
Rizky Snack
Barokah Snack
Madu Enghiong
Japan Beauty Masker
Keripik bawang dan stik ubi
Asyiq snack cookies and pie
Bung Cracks
Fatimah Snack
Pingback: Air Terjun Kedung Paso - Desa Wisata Japan
Pingback: Pendakian Argo Jembangan - Desa Wisata Japan
Pingback: Tari Wiwit Kopi - Desa Wisata Japan
Pingback: Sambal Pacar, Sambal Legendaris Desa Japan - Desa Wisata Japan
Pingback: Kopi Japan Go Mancanegara - Desa Wisata Japan