Air Tiga Rasa
Lokasi sumber mata air Tiga Rasa Rejenu berada di Desa Wisata Japan, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus. Sebuah desa yang berada di sisi utara kota Kudus yang berjarak sekitar 20 km dari pusat kabupaten.
Trencem atau sensasi rasa kesemutan di lidah saat minum minuman berkarbonasi adalah sensasi yang akan kita rasakan ketika meminum salah satu dari tiga mata air alami di kompleks Rejenu. Di kompleks ini pula terdapat makam Syekh Abu Hasan Sadzali atau Syekh Hasan Sadzali yang sering dikunjungi pejiarah. Mata air ini dinamakan dengan Mata Air Tiga Rasa.
Untuk mencapai lokasi, pengunjung punya tiga pilihan . Pertama, menggunakan jasa ojek yang drivernya handal menguasai medan. Kedua, kita bisa membawa kendaraan roda dua sendiri, namun harus hati-hati. Karena jalan menuju ke lokasi membutuhkan ‘skill’ khusus karena jalan curam dan licin bila hujan. Ketiga, kita bisa berjalan kaki sekitar setengah jam, menempuh setapak hutan yang rindang. Diselingi kicauan burung-burung hutan sekitar, dan sejuk dinaungi kanopi pepohonan. Warung-warung berada di kiri kanan berjejer saat menyusuri anak tangga hingga sampai ke tujuan.
Biasanya pengunjung berziarah terlebih dahulu ke makam, baru kenudian ke sumber mata air tiga rasa untuk menikmati kesegarannya.
Cerita Mata Air Tiga Rasa
Sepenggal cerita menarik berkaitan dengan mata air ini, konon sumber mata air ini merupakan air yang digunakan berwudlu oleh Syekh Abu Hasan Sadzali. Dan sebagai karomah petilasan beliau mata air ini mempunyai rasa yang berbeda-beda dan mempunyai manfaat yang berbeda pula.
Mata air pertama mempunyai rasa tawar-tawar masam (Jawa : anyep-anyep asem/kecut) yang bekhasiat dapat mengobati berbagai penyakit. Sumber mata air kedua mempunyai rasa yang mirip dengan minuman ringan bersoda seperti “Sprite”. Berkhasiat dapat menumbuhkan rasa percaya diri dalam menghadapi berbagai permasalahan hidup. Sedangkan sumber mata air ketiga mempunyai rasa mirip minuman keras “tuak / arak”. Yang dipercaya berkhasiat dapat memperlancar rezeki jika bekerja keras untuk mendapatkannya.
Di kawasan ini juga ditemukan salah satu varietas kopi tertua di Nusantara, yang lebih terkenal penyebutannya dengan kopi Japan. Yakni jenis kopi yang dibawa para penyebar Islam dari Timur Tengah di periode 1400an.
Pingback: Desa Wisata Japan - Desa Wisata Japan